Jumat, 27 November 2009

Lalat

Sebuah renungan yang ditebus dengan nyawa seekor laler (lalat)....

Hari ini aku naik taxi dari A ke B. Waktu pintu taxi dibuka dan aku mulai naik, ada seekor lalat ikut serta naik ke dalam taxi (lumayan gede). Supir taxi membuka kaca mobil dengan harapan lalat itu keluar, sambil memohon ma'af padaku karena merasa kenyamananku terganggu oleh lalat tersebut (Emang supir Blue Bird sopan semua....). Tapi aku bilang ke sopir taxi itu gini : " Pak, biarin aja gak usah dikeluarin lalatnya, mungkin dia pingin numpang jalan2 naik taxi gratis... Dan pindah ke tempat lain untuk cari suasana baru...". Dan anehnya supir dengan kumis tebal dan sangar ini nurut, sambil ngomong : "Baik Pak...".

Dalam perjalanan lalat itu ternyata bukan sengaja ikut jalan jalan.... Dia pingin keluar, dengan cara terbang sekuat tenaga, berkali kali menghantam kaca mobil yang dikiranya tidak ada... dan menganggap angkasa raya terbentang luas diluar sana tanpa sekat yang bernama kaca. Lalat tanpa putus asa ini terus menabrakan diri ke kaca dengan sekuat tenaga, sekali gagal, dia ulang lagi... lagi... dan lagi.... hingga 6 kali (kalo gak salah hitung). Akhirnya lalat ini lemes, tergeletak dan diam gak bergerak. Mungkin mati.

Dari kesederhanaan kejadian diatas dan di sisa perjalanan ke B, aku mikir... Aku berdosa, membiarkan lalat ini mati sia sia.... Tapi aku yakin walau hanya seekor lalat Tuhan tidak menciptakannya untuk sebuah kesia siaan, termasuk lalat yang mati karena berusaha keras demi sebuah kebebasan ini. Justru lalat ini tidak mati sia sia, dia mati untuk menolong aku...... Tuhan membuka mata dan memberi pelajaran padaku lewat lalat ini.... Lho?

Ya dia mati untuk membuka pikiranku bahwa sesungguhnya semua mahluk hidup punya bakat kebodohan yang sama, lalat mungkin bodoh karena gak bisa bedain kaca apa bukan.. dia nekat aja sampe akhirnya mati...
Sedangkan manusia, kita tentu pernah berhadapan dengan masalah, tantangan & persaingan hidup, dan apapun namanya. Ibaratkan itu semua adalah kaca bagi si lalat.... Kita bekerja, berusaha keras dan sekuat tenaga, bahkan hampir seluruh waktu dan tenaga kita tersita dan habis untuk masalah dan persoalan2 serta kerjaan kita... Kita lakukan itu tiap hari berulang ulang...
Bedanya kita dengan lalat, kita dianugerahi Tuhan dengan akal. Agar kita bisa berhenti sejenak untuk merenung dan berpikir... Belajar... Dan berdoa.... Agar kita tidak melakukan usaha keras yang sama hanya untuk sebuah hasil yang sama begitu2 saja tanpa ada sebuah kemajuan... Itu berarti kita sama saja dengan lalat (bodoh)... Kita berakal untuk berhenti sejenak atas usaha keras kita, bukan berhenti untuk nyerah, tapi untuk belajar dari kesalahan dan kekurangan atas usaha kita... Agar kita tidak tergeletak lemes, setress, gila, dan mati atas hasil yang cuman gitu2 aja...
Setelah dirasa cukup kita berhenti, sekarang tinggal pilihan... karena sesungguhnya hidup itu penuh dengan pilihan... kita pilih untuk menjadi seperti lalat atau belajar dari kesalahan...

Marilah kita berhenti sejenak, untuk melonggarkan pikiran kita agar bisa berpikir jernih, meluangkan hati kita untuk Tuhan... karena sesungguhnya Tuhan tak pernah tega, jika ada mahluknya yang terus berusaha dan tak lupa merindukan-NYA....

Berhenti sejenak... Tuk dapat berlari kembali.... Yuuukkkk mariii....


ThanX to Budi Simbut,PGS, PADI, Blue Bird dan Laler....

kiriman dari Aditya Wirawan

0 komentar:

Posting Komentar