Minggu, 12 September 2010

Belajar dari Sepasang Telinga Ibu

Rasulullah saw. bersabda,"Ingatlah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jika buruk maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa segumpul daging itu adalah hati." (Muttafaqun 'alaihi).

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kearah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan kurang menarik. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu, yang tak mampu menahan tangisnya. Sang ibu tahu hidup anak lelakinya itu kurang meggembirakan Anak lelakinya itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, "aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya. Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuk anaknya. "Saya yakin saya mampu memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkan untuk anaknya. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah. Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahir dengan cukup sempurna. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa tahun kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab,"Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu" Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan," Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orang tua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.

Suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di pinggir jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah istrinya yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah......... bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, bukan? "



--------------------------------

Sahabat MUHASABAH...... Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati.

Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat .

Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apayang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Subhaanallah, Betapa dahsyatnya karya dan pekerjaan orang-orang yang ikhlas.

Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Orang yang riya (lawan dari ikhlas) memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika dihadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela."
2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, "Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah." (HR Ibnu Majah)
3. Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.
4. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya. Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jama'i (kebersamaa) dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri sendiri atau kelompoknya semata.

Mari Kita Abadikan Sisa Umur Kita dengan Keikhlasan bersama MUHASABAH dan Lihatlah Karya Besar Yang Akan Kita Lihat Bersama Di Suatu Saat Nanti, Insya Allah. Kita memang belum pernah tatap muka tapi yakinlah bahwa hati-hati kita telah dipersatukan oleh Allah di Page & Group MUHASABAH Yang Sederhana ini, Sabar dan terus memproses diri untuk sebuah Misi yang Wajib kita emban bersama yaitu " Rahmatan Lil 'Alamin " .......................

Jumat, 27 Agustus 2010

Filosofi Elang

Filosofi Elang…Mari Belajar Darinya..

Kawan, hari ini saya kembali bercerita..maksudku melalui tulisan ini saya kembali bercerita tentang seekor binatang. yang mengagumkan..ELANG, hewan berdarah panas yang mampu terbang jauh dan dapat mencengkram mangsanya dengan cakarnya yang kuat serta paruhnya yang tidak bergigi tetapi mempunyai bengkok yang kuat untuk mengoyak daging mangsanya.

Elang adalah burung yang mampu terbang paling tinggi di dunia ini. Elang bahkan membuat sarang di ketinggian. Padahal semua tahu bahwa di ketinggian, angin selalu bertiup sangat kencang. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 30 - 40th.

Keputusan itulah yang akhirnya menjadi pilihan bagi hidupnya.. Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali.

Adakah kawan-kawan pernah sedikit merenungkan bahwasanya terkadang kita hidup dalam lingkaran pilihan yang sulit namun selalu paralel dengan sedikit kebebasan dalam memilihnya? Terkadang, kita lebih memilih untuk mempertahankan kebanggan yang selama ini membuat kepala kita berdiri tegak walaupun untuk mempertahankannya kita rela untuk mengorbankan segala cara termasuk prinsip? Terkadang kita tidak berani untuk melepaskan kenyamanan sesaat ini demi mencapai kenyamanan yang lain di masa yang akan datang.

Belajar dari kisah si Elang, betapa tidak berdayanya dia ketika harus melepaskan kebanggaannya demi mempertahankan hidup dan meneruskannya dengan lebih baik..seharusnya kita pun mampu untuk melakukan hal yang sama. Belajar mengorbankan kebanggaan kita demi mempertahankan sesuatu yang jauh lebih bermakna bagi diri kita sendiri dan orang lain di masa yang akan datang.

Sebagai manusia kita memang memiliki kebebasan untuk memilih. Namun sayangnya ada zona kenyamanan yang seringkali membatasi pilihan-pilihan hidup kita. Tetapi benarkah kita lebih menyukai kenyamanan kekinian dibandingkan kenyamanan lain.
Kenyamanan lain? Ya, ada beberapa hal yang selama ini kita tidak miliki dan sangat ingin kita miliki, tetapi itu berarti kita harus mengubah sesuatu. Cara hidup kita selama ini perlu kita ubah bila kita ingin mendapatkan sesuatu. Sedikit belajar berspekulasi menurut saya.

Kiranya dapat menjadi kisah yang inspiratif bagi kita…

ALuL dE CONaN di 11.44 blogspot 

Label: Pusparagam

Posted by Syarifah said

Burung elang itu burung yang umurnya panjang? umurnya bisa sampai 70 tahun.

“tau kenapa?”

“sebenernya, ketika dia berumur 30-40 tahun, burung elang mempunyai masalah. pertama, bulunya itu sudah terlalu tebal sehingga dia terlalu berat untuk bisa terbang. kedua, cakarnya sudah terlalu panjang sehingga tidak bisa mencengkram dengan baik. ketiga, paruhnya menjadi bengkok dan tumpul. tapi Tuhan ngasih dia pilihan solusi.”

“apa itu?”

“dia menerima keadaannya dan diem aja sampai dia mati kelaparan. atau dia mempermuda diri, dengan cara menyiksa diri di karang.”

Apa????

” dia akan memukul mukulkan cakar dan paruhnya di karang, hingga menjadi pendek dan tumbuh lagi dengan ukurannya yang semestinya. lalu dengan paruhnya,, dia akan mencabuti bulunya. dan proses yang menyakitkan itu berlangsung selama 3 bulan. tapi dari penyiksaan diri itu,, dia akan dapet umur 30 tahun lagi.”

Wauuuwww...